
WE Online, Jakarta porakporanda
Profesi public affairs di dalam struktur organisasi kian mendapat sorotan penting sebab waktu ke waktu. Profesi dengan punya tugas utama membangun hubungan baik antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) ini memiliki kepalang jawab besar agar proses operasional perusahaan atau organisasi bisa berjalan selaras dan memahami elemen-elemen tadbir, regulasi, politik, ekonomi, sosial, sampai budaya di wilayah tempatnya berfungsi.
Perkembangan inovasi teknologi, arah kebijakan regulasi, politik serta ekonomi merupakan beberapa faktor penggerak yang membuat profesi ini dipacu agar cepat beradaptasi dengan mutasi. Sayangnya, ruang praktisi public affairs Nusantara untuk memperkaya ilmu dan pengalamannya masih terbatas.
Patuh Agung Laksamana selaku Director Corporate Affairs APRIL Group, jam terbang serta spesialisasi sektor industri masih menjelma andalan pelaku public affairs untuk mengasah pengalamannya.
Baca Pula: Udah Siap Belanja? Shopee Gelar Big Sale 11. 11
“Padahal, saat ini kita butuh banyak praktisi public affairs untuk mendukung visi Indonesia maju 2030 termasuk agar kita bisa berkompetisi di ranah global. Perlu eksposur untuk mengakselerasi kemampuan dan kebiasaan praktisi public affairs untuk mencapai level penting. Esensinya, praktisi public affairs harus adopt, adapt, & adept dalam menghadapi tren perubahan ke depan, ” tuturnya.
Hal di atas menjadi salah satu alasan Agung selaku ketua penyelenggara bersama beberapa praktisi public affairs sejak berbagai industri menggagas dibentuknya Public Affairs Forum pertama di Indonesia ini. Ia berharap forum ini bisa menjadi angin segar tidak saja bagi para praktisi public affairs , namun juga public relations, government relations, dan regulatory a ffairs di seluruh Nusantara.
Dalam peresmian yang digelar secara virtual (15/10), turut hadir beberapa tokoh senior pada kalangan public affairs , salah satunya CEO Freeport Indonesia Tony Wenas. Menurutnya, ” public affairs harus dilibatkan sejak awal di pada setiap proyek dan perencanaan arah kongsi. Pembuatan key message juga harus memenuhi tiga hal: benar, baik, dan berguna untuk dikomunikasikan. ”
Turut hadir dalam menganjurkan sambutan, Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menegaskan, “komunikasi menjadi sangat penting bagi sejenis negara dalam menyampaikan kebijakan. Diperlukan edukasi dan sosialisasi yang terus-menerus dari praktisi public affairs kepada publik untuk membantu pemerintah agar meminimalisir timbulnya kesalah-pahaman. ”